Benarkah Nama Nabi Muhammad Disebut dalam Bible?

Kewajiban meyakini Nabi Muhammad sebagai seorang utusan merupakan suatu hal yang aksiomatis dalam agama Islam. Tanpa keyakinan tersebut, seseorang tidak bisa dikatakan sebagai orang yang beriman. Meyakini kenabian Nabi Muhammad berada di poin kedua dalam pilar-pilar rukun iman, setelah keyakinan kepada Allah ﷻ. Dalil-dalilnya pun sangat melimpah dalam al-Quran. Di antara yang paling spesifik adalah ayat:

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَٰكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا

“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS Al-Ahzab [33]: 40)

Jadi, tidak ada ruang sedikit pun bagi seorang untuk mengingkari kenabian Nabi Muhammad.  Namun, argumen naqli ini mungkin sangat jelas dan kuat apabila disampaikan kepada pemeluk agama Islam itu sendiri, karena mereka meyakini al-Quran sebagai wahyu Allah secara overall. Lain halnya jika dalil-dalil itu dilontarkan kepada pemeluk agama lain, sudah barang tentu mereka akan menolak dalil tersebut mentah-mentah, karena al-Quran bukan kitab wahyu yang mereka yakini. Bahkan, mereka bahkan bisa saja menganggapnya sebagai mitos dan takhayul.

Baca Juga: Interaksi Nabi dengan Bangsa Jin

Nah, barangkali itulah yang mendorong Prof. David Benjamin Keldani (seorang mantan pendeta Katolik Roma yang kemudian masuk Islam) untuk membuktikan kenabian Nabi Muhammad bukan dengan al-Quran, melainkan melalui kitab Bible sebagai argumen—yang notabene adalah kitab agama Kristen, karena dalam sejarah ajaran Kristen tidak ada pengakuan terhadap kenabian Nabi Muhammad.

Dalam bukunya, Prof. David berusaha menunjukkan bahwa dalam teks Bible yang asli, kenabian Nabi Muhammad tercantum jelas. Dan Bible yang tersebar sekarang sudah mengalami banyak distorsi, untuk membuktikan klaim itu beliau membandingkan berbagai versi salinan Bible.

Salah satu teks Bible yang beliau teliti adalah:

“Dan Aku akan menggoncangkan semua bangsa, dan Himada untuk semua bangsa ini akan datang; dan Aku akan mengisi rumah ini dengan kemegahan, kata Tuhan pemilik rumah. Kemuliaan rumah terakhir-Ku akan lebih besar dari kemuliaan rumah pertama, kata Tuhan pemilik rumah; dan di tempat ini Aku akan memberikan Syalom, kata Tuhan pemilik rumah.” (Haggai 2:8–10)

Teks tersebut merupakan terjemahan dari Bible versi Assyria dalam salinan yang beliau dapatkan dari sepupunya. Prof. David memfokuskan pembahasan yang terdapat dalam teks tersebut pada dua kata penting, yaitu Himada dan Syalom.

Pertama-tama, Prof. David membandingkan teks tadi dengan terjemahan Bible versi bahasa Inggris. Dalam Bible versi bahasa Inggris, ternyata dua kata tersebut telah berubah menjadi desire (hasrat) dan peace (perdamaian). Menurutnya para ahli tafsir Yahudi dan Kristen ternyata memberi perhatian besar terhadap dua kata tersebut. Tampaknya mereka memahami prediksi Mesias, sehingga mereka menampilkan dua kata tersebut dengan kata yang berarti perasaan dan kondisi. Beliau menjelaskan bahwa jika dua kata tersebut diartikan demikian, maka nubuwat hanya akan menjadi sebuah aspirasi yang tidak bisa dipahami. Beda halnya jika diartikan sebagai sebuah entitas hidup dan sebuah agama, maka sosok Nabi Muhammad telah terpenuhi dalam nubuwat tersebut.

Kemudian berikutnya Prof. David menampilkan argumen-argumen yang mendukung klaimnya barusan:

Pertama, adalah hubungan dan kemiripan antara dua kata tersebut dan akar katanya ḥmd dengan kata Ahmad dan Islam, beda halnya dengan kata Yesus yang tidak ada kemiripan sedikit pun. Karena itu, yang dimaksud dalam Bible tentu adalah Nabi Muhammad.

Kedua, meskipun ketika dibuktikan dalam bahasa Ibrani ḥmdh memiliki arti keinginan, kerinduan, dan pujian, namun tetap saja artinya sama dengan bahasa Arab ḥamida, dan lagi-lagi jauh sekali dengan bangunan kata Yesus.

Sebetulnya masih banyak sekali argumen-argumen yang ditampilkan oleh Prof. David dalam bukunya. Namun karena keterbatasan ruang, tulisan ini hanya menampilkan sebagian kecil saja. Untuk lebih lanjut lagi, pembaca bisa langsung merujuk kepada buku beliau yang bertajuk “Menguak Misteri Muhammad.”

FATHUR ROSI\ISTINBAT

Baca Juga: Kelahiran Nabi Muhammad ﷺ; Rahmatan-Lil ’Alamin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *