Remaja Keren
“Laki-laki yang naik motor Ninja akan kalah dengan mereka yang jalan kaki ke masjid”
Dunia perfilman remaja akhir-akhir ini sering dijejali dengan tontonan film yang katanya dibilang ‘keren’, mulai dari film Ganteng-Ganteng Serigala, Anak Jalanan, Anak Langit, Boy, sampai Drakor (Drama Korea). Film yang dipenuhi setting-an kisah asmara para remaja dan kawula muda. Dengan bermodalkan aktor yang ganteng dan cantik mempesona sambil memamerkan moge (motor gede)-nya, membuat para generasi remaja silau dan terpukau ingin menirunya. Menumbuhkan sebuah mindset bahwa standar ‘remaja keren’ adalah seperti di film-film tersebut, dipenuhi dengan happy dan pernak-pernik kenikmatan dunia. Padahal, masa muda adalah ‘masa emas’ yang seharusnya dijadikan sebagai jembatan di atas berbagai rintangan yang harus dipersiapkan menuju masa depan yang cerah. Presiden Indonesia Pertama Soekarno pernah berkata, “Beri aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku sepuluh pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.”
Remaja yang keren bukanlah dia yang suara knalpot sepedanya sangat bising. Mengganggu ketenangan dan kuping para pejalan yang lain. Pemuda yang keren bukanlah dia yang tubuhnya dipenuhi tato dan rambutnya yang bersemir. Kalau dipikir-pikir, gaya dan tren yang dipertontonkan sebenarnya bukanlah hal yang keren. Semua orang yang memiliki hati nurani dan berpendidikan agama Islam yang benar, jelas tidak mungkin mengakui bahwa budaya yang dipertontonkan merupakan budaya yang tak patut ditiru, baik dari tinjauan etika maupun ajaran islami yang riil.
Pemuda yang keren ialah dia yang taat beribadah sejak kecil. Bagaimana tidak disebut ‘keren’, padahal Allah sendirilah yang membangga-banggakan pemuda yang taat beribadah sejak kecil, bahkan menyamakan dia seperti sebagian malaikat-Nya. Dalam sebuah hadis Qudsi disebutkan:
إِنَّ اللهَ تَعَالى يُبَاهِي مَلَائِكَتَهُ بِالشَّابِّ الْعَابِدِ فَيَقُوْلُ أَيُّهَا الشَّابُّ التَّارِكُ شَهْوَتَهُ لِأَجْلِيْ الْمُبْذِلُ شَبَابَهُ لِيْ أَنْتَ عِنْدِيْ كَبَعْضِ مَلَائِكَتِيْ
“Sesungguhnya Allah membanggakan seorang pemuda yang taat beribadah kepada para malaikat-Nya. Lantas Allah berkata: ‘Wahai pemuda yang meninggalkan syahwatnya karena diriku dan yang menyerahkan masa mudanya untuk fokus beribadah kepadaku, Kamu di sisi-Ku ibarat sebagian malaikatku.” (HR. Ibnu Mas’ud)
Pemuda yang keren ialah dia yang di kala pemuda sebayanya berbondong-bondong pergi malming, dia malah asyik beribadah dan mencari ilmu. Di kala pemuda-pemudi sebayanya sudah terbiasa dengan pergaulan bebas, namun ia tetap tegar dan teguh menjaga kehormatan. Di kala yang lain sibuk mengejar cinta dan pacaran, hatinya selalu senang serta rindu untuk berjamaah dan iktikaf di dalam masjid. Rasulullah bersabda: “Tujuh orang yang kelak Allah beri dia naungan di hari yang tak satupun memiliki naungan (di panasnya hari kiamat), yaitu: Pemimpin yang adil, seorang pemuda yang taat beribadah kepada Allah sejak kecil, seorang lelaki yang hatinya selalu bergantung kepada masjid, dua lelaki yang saling mencintai karena Allah serta ia bertemu dan berpisah karena Allah, dan seorang lelaki yang diajak sosok perempuan yang memiliki pangkat yang tinggi dan berparas cantik, namun ia menolaknya seraya berkata, ‘Sungguh diriku takut kepada Allah'”. (HR. Abu Hurairah).
Jauh lebih keren lagi, para santri yang rela mengasingkan diri dari keluarga, kampung halaman, dan kawan-kawan untuk nyantri dan belajar menata hati, jauh dari euforia kehidupan luar, karena nilai seorang pemuda terletak pada adab dan ilmunya.
Oleh: Moh. Baihaqi