Ancaman Virus Global
Pada mulanya, kata “virus” berkaitan erat dengan ilmu biologi dan kedokteran. Menurut para ilmuwan, virus merupakan makhluk hidup berukuran mikroskopis, bersifat parasit, dan kebanyakan merugikan. Anehnya, virus ini juga bisa bersifat seperti halnya benda mati karena dapat dikristalkan dan disimpan selama bertahun-tahun dalam keadaan non-aktif. Ketika dicairkan, ia akan aktif kembali. Namun seiring kemajuan teknologi dan budaya, istilah virus mengalami perluasan makna dan identik dengan faktor-faktor perusak tak kasat mata. Mulai dari virus penyebab penyakit, virus komputer, hingga virus ideologi dan pemikiran. Di sini, virus yang sangat mengancam tatanan kehidupan berskala global sebenarnya bukanlah virus Covid-19 atau semacamnya. Sekali vaksin ditemukan, virus semacam ini sudah dapat dikendalikan. Akan tetapi virus berbahaya tak kasat mata yang andaikan teleskop Hubble dibalik dan diarahkan untuk melihat virus ini ia tetap tak teramati, adalah virus pemikiran yang telah dihembuskan oleh Barat dan musuh-musuh Islam dan mulai meracuni dunia dengan perlahan.
Beberapa virus ideologi yang berhasil mereka sebarkan seperti virus “SEPILIS” (Sekularisme, Pluralisme, & Liberalisme). Targetnya adalah para cendekiawan muslim yang menimba ilmu pada mereka. Akibatnya, dengan paham sekularisme, Dinasti Utsmani berhasil dikudeta oleh Mustafa Kemal beserta sekutunya. Dengan paham pluralisme, beberapa tokoh Islam terjebak pemikiran bahwa semua agama itu benar dan kebenaran itu nisbi. Dengan paham liberalisme, al-Quran dan hadis mulai dipahami secara tekstual dan serampangan. Selain itu, para generasi muda Islam juga diracuni pikirannya melalui budaya kebebasan mereka. Perubahan busana, gaya hidup, pergaulan, dan kecenderungan para generasi muda di sekitar kita merupakan bukti konkret masuknya budaya Barat ke lingkungan kita. Di sini, vaksin yang kita miliki untuk mengantisipasi ancaman virus di atas sudah ada di tengah-tengah kita. Vaksin yang menjadi anti virus terkuat bila telah merasuk dalam jiwa. Anti virus itu tidak lain adalah al-Quran dan Hadis Nabi Muhammad saw sesuai resep para ulama.
Oleh: M. Zaki Ghufron