SETAN DIBELENGGU KARENA RAMADHAN

  Setan adalah makhluk Allah yang memiliki sifat jahat, membangkang, tidak taat, durhaka dan suka menggoda manusia untuk terjerumus dalam dosa. Sebagaimana yang tertera dalam surah al-A’râf juz 7 ayat 11-15 :

وَلَقَدْ خَلَقْنَاكُمْ ثُمَّ صَوَّرْنَاكُمْ ثُمَّ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ لَمْ يَكُنْ مِنَ السَّاجِدِينَ ﴿١١ قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ ۖ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ﴿١٢﴾ قَالَ فَاهْبِطْ مِنْهَا فَمَا يَكُونُ لَكَ أَنْ تَتَكَبَّرَ فِيهَا فَاخْرُجْ إِنَّكَ مِنَ الصَّاغِرِينَ﴿١٣﴾
قَالَ أَنْظِرْنِي إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ ﴿١٤﴾ قَالَ إِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ﴿ ١٥﴾

Sesungguhnya Kami telah menciptakan kalian, lalu Kami bentuk tubuh kalian, kemudian Kami katakan kepada para malaikat, ‘Bersujudlah kalian kepada Adam’, maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk orang-orang yang bersujud. Allâh berfirman, ‘Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?’ Iblis pun menjawab, ‘Saya lebih baik daripadanya. Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.’ Allâh berfirman, ‘Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu sudah sepantasnya tidak menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina.’ Iblis menjawab, ‘Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan.’ Allâh berfirman, ‘Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh.”

Kemudian iblis menjawab, sebagaimana yang tertera dalam lanjutan surat Al-A’râf ayat 16-17:

قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ ﴿١٦﴾ ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ ﴿١٧﴾

Kemudian Iblis menjawab, “Karena Engkau telah menghukumku tersesat, maka saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan-Mu yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari depan dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.”

  Dari surat Al-A’râf diatas maka dapat diketahui bahwasannya Iblis sudah berjanji akan menggoda manusia dari arah manapun. Akan tetapi ada hadis yang diriwayatkan oleh imam muslim sebagaimana berikut :

إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ

“Bila bulan Ramadhan tiba, maka dibukalah pintu-pintu surga, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan pun dibelenggu[1].”


  Dalam versi yang lain, Muslim juga meriwayatkan hadis dengan redaksi serupa sebagai berikut:

إِذَا كَانَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الرَّحْمَةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِينُ

Apabila Ramadhan telah tiba, maka pintu-pintu surga akan dibuka, lalu pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan pun akan dirantai[2].”

Apa yang dimaksud dengan setan-setan dibelenggu pada bulan Ramadhan dalam hadits tersebut? karena Pada kenyataannya, ketika Ramadhan tiba, manusia tidak hanya melakukan perbuatan baik. Mereka juga ada yang melakukan maksiat sebagaimana dibulan-bulan selain bulan ramadhan.

  Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani asy-Syafi’i rahimahullah berkata dalam kitab fathul Barinya:

Al-Qurthubi berkata setelah mengunggulkan pernyataan hadits “pada bulan ramadhan pintu neraka ditutup rapat dan pintu surga dibuka selebar lebarnya dan setan diborgol” pada zhahirnya hadits. Bila ditanyakan “Bagaimana kita masih banyak melihat kejelekan dan maksiat terjadi dibulan ramadhan bila memang setan telah di borgol ?”. kemudian dijawab:

“Sesungguhnya kemaksiatan itu hanyalah berkurang dari orang-orang yang berpuasa apabila pelaksanaan puasanya memperhatikan syarat-syarat puasa dan menjaga adab-adabnya.

Atau bisa juga bermakna bahwa yang dibelenggu itu hanyalah sebagian setan, bukan seluruhnya, sebagaimana telah disebutkan sebelumnya pada sebagian riwayat hadits.

Atau bisa juga maksudnya adalah pengurangan kejelekan-kejelekan di bulan Ramadhan, dan ini sesuatu yang dapat disaksikan, yaitu terjadinya kemaksiatan di bulan Ramadhan lebih sedikit dibanding bulan lainnya.

Karena dibelenggunya seluruh setan pun tidak dapat memastikan kejelekan dan kemaksiatan hilang sama sekali, sebab terjadinya kemaksiatan itu juga karena banyak sebab selain setan, nafsu yang jelek, kebiasaan yang tidak baik dan godaan setan-setan dari golongan manusia.”

Dan berkata selain Al-Qurthubi tentang dibelenggunya setan-setan di bulan Ramadhan adalah isyarat bahwa telah dihilangkannya alasan bagi seorang mukallaf dalam melakukan dosa, seakan dikatakan kepadanya, “Setan-setan telah ditahan dari menggodamu, maka jangan lagi kamu menjadikan setan sebagai alasan dalam meninggalkan ketaatan dan melakukan maksiat.”[3]

  Dari penjelasan di atas maka sudah jelas bagaimana maksud dari hadis setan dibelenggu di bulan ramadhan, bisa jadi maksud setan yang dibelenggu itu hanyalah sebagian setan saja bukan semua setan, bisa jadi maksudnya adalah sedikitnya kemaksiatan yang terjadi dibulan Ramadhan sebagaimana kenyataan yang kita ketahui ketika memang sudah masuk bulan Ramadhan, dan bisa jadi kemaksiatan itu bukan hanya disebabkan oleh setan tapi juga berasal dari , nafsu yang jelek, kebiasaan yang tidak baik dan godaan setan-setan dari golongan manusia sebagaimana yang tertera dalam Q,S al-An’âm ayat 112 yang berbunyi:

وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا ۚ وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ ۖ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ

Artinya: Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.


[1] Imam Abul-Husain Muslim, Shahih Uuslim, II/758. Maktabah Syamilah.

[2] Ibid.

[3]Ibnu Hajar al-Asqalani, Fathul Bari, IV/114-115, DKI.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *