“Ilmu Tanpa Amal dalam Islam: Tantangan Spiritual dan Jalan Menuju Kesempurnaan”

Dalam ajaran Islam, ilmu tanpa amal dipandang sebagai kondisi yang tidak diinginkan dan bertentangan dengan prinsip-prinsip agama. Ilmu tanpa amal tidak hanya menghambat pertumbuhan spiritual individu, tetapi juga memiliki dampak negatif pada masyarakat dan umat secara keseluruhan. Mari kita telaah lebih dalam mengenai perspektif Islam terhadap ilmu tanpa amal, tantangan spiritual yang dihadapinya, serta langkah-langkah untuk mengatasi kondisi tersebut.

Perspektif Islam

Dalam Islam, ilmu dan amal merupakan dua sisi yang sama. Al-Quran secara konsisten menekankan pentingnya menggabungkan pengetahuan dengan tindakan yang baik. Ayat-ayat dalam Al-Quran dan Hadis Nabi Muhammad ﷺ menekankan bahwa ilmu yang tidak diikuti dengan amal tidak memiliki nilai yang berarti di hadapan Allah.

Hadis Nabi mengajarkan bahwa:

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

“Yang terbaik di antara kalian adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya.”

 Ini menunjukkan pentingnya mengaplikasikan pengetahuan ke dalam kehidupan sehari-hari dan berbagi pengetahuan dengan orang lain.”

Tantangan Spiritual

  1. Ketidakkonsistenan dalam Iman: Mempelajari agama tanpa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dapat menyebabkan ketidakstabilan dalam iman seseorang. Kecenderungan untuk terlibat dalam praktik-praktik yang bertentangan dengan nilai-nilai agama dapat melemahkan hubungan spiritual individu dengan Allah.
  2. Ketidakkeseimbangan Antara Ilmu dan Akhlak: Tanpa mengamalkan ilmu dalam kehidupan sehari-hari, seseorang mungkin kehilangan keseimbangan antara pengetahuan dan akhlak. Ini dapat menghasilkan perilaku yang tidak etis atau bahkan bertentangan dengan ajaran agama.

Orang yang ahli ilmu tanpa mengamalkan ilmunya tak ubahnya perempuan yang berzina dengan cara sembunyi, lalu dia hamil, tiada perasaan yang dia tanggung melainkan malu. Begitu juga orang yang tidak mengamalkan ilmunya, Allah akan membuat mereka malu di hadapan para makhluk yang menyaksikannya. Sebagaimana dalam firman Allah dalam al Quran:

 إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنْزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى مِنْ بَعْدِ مَا بَيَّنَّاهُ لِلنَّاسِ فِي الْكِتَابِ أُولَئِكَ يَلْعَنُهُمُ اللَّهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللَّاعِنُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Quran, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat melaknati”.[1]

Faktor tidak mengamalkan ilmu.

  1. Malas : Penyakit ini dimiliki oleh setiap orang, dapat menghambat seluruh tujuan dan cita-cita bahkan urusan ibadah kepada Allah, karena malas adalah bisikan dari setan yang selalu menggodanya.
  2. Sibuk dengan duniawi: Ketergantungan dengan harta dunia menyebabkan seseorang menyampingkan urusan yang ada termasuk ibadah dan mengamalkan ilmu. pertimbangannya sudah berbeda, bukan urusan pahala tetapi berapa pendapatannya. Bicara tentang duniawi, Imam Ghazali membagi macam-macam tujuan orang yang ahli ilmu, salah satunya dijelaskan:

وَمِنْ اهْلِ الْعِلْمِ مَنْ يَكُونُ نِيَّتُهُ فِي تَعَلُّمِهِ الْعِلْمَ وَتَعْلِيمِهِ مَقْصُورَةً عَلَى الدُّنْيَا وَنَيْلِ الْجَاهِ وَالْمَالِ وَالْمَنْزِلِ عِنْدَ النَّاسِ وَاشْبَاهِ ذَلِكَ مِنْ الْحُظُوظِ الْفَانِيَةِ وَلَكِنَّهُ يَسْتَشْعِرُ فِي نَفْسِهِ سُوءَ حَالِهِ فَذَلِكَ عَلَى خَطَرٍ وَعَاقِبَتُهُ مَخُوفَةٌ

“Ada pula pendakwah yang bermaksud untuk mendapatkan dunia semata, pangkat harta dan kedudukan di hadapan manusia, tetapi mereka sadar akan jeleknya perangai dan maksud itu, maka orang seperti ini masih dalam keadaan kekhawatiran dan ketakutan akan tidak diterimanya amal mereka.”[2]

Jalan Menuju Kesempurnaan

  1. Taubat dan Perbaikan Diri: Langkah pertama untuk mengatasi ilmu tanpa amal adalah dengan bertaobat kepada Allah dan berkomitmen untuk memperbaiki diri. Ini melibatkan refleksi mendalam atas kehidupan kita dan komitmen untuk mengubah perilaku yang bertentangan dengan ajaran agama.
  2. Tindakan Konkret: Mulailah mengaplikasikan pengetahuan agama dalam kehidupan sehari-hari. Ini bisa berupa melakukan shalat dengan penuh khusyuk, menolong sesama yang membutuhkan, atau menghindari perbuatan yang dilarang oleh agama.
  3. Pendidikan dan Pembinaan: Teruslah belajar dan berdiskusi tentang ajaran Islam dengan komunitas atau ulama yang dapat memberikan bimbingan. Memperluas pengetahuan agama akan membantu seseorang dalam menguatkan iman dan meningkatkan kualitas amalannya.

Kesimpulan

Ilmu tanpa amal bertentangan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya menggabungkan pengetahuan dengan tindakan yang baik. Untuk mencapai kesempurnaan spiritual, kita perlu mengatasi tantangan ilmu tanpa amal dengan mengambil langkah-langkah konkret dalam mempraktikkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, kita dapat mencapai keselarasan antara ilmu dan amal, serta mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Oleh: Hasani istinbat


[1] Al-Ghazali, Muhammad bin Muhammad al-Ghazali, Ihya’ Ulumiddin, I/ 50

[2]  Al-Haddad, Abdullah, Ad-Da’watut Tammah, 49

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *