Keutamaan Yang Diberikan Kepada Nabi Sulaiman

Terkait penafsiran beberapa ayat yang tertera dalam surat an-Naml. Diceritakan kisah dua Nabi yang sekaligus beliau berdua memiliki hubungan nasab yang sambung antara satu sama lain, yaitu ayah dan anak. Mereka berdua adalah Nabi Daud dan Nabi Sulaiman

Dijelaskan dalam ayat Al-Qur’an yang berbunyi

وَوَرِثَ سُلَيْمَانُ دَاوُدَ

 Artinya “Dan Nabi Sulaiman telah mewarisi Nabi Daud”

Dari sekian banyak anak Nabi Daud yang berjumlah 19 anak, hanya Nabi Sulaiman lah yang dipilih sebagai pewaris ayahnya. Bahkan Nabi Sulaiman menggungguli ayahnya.

Kata mewarisi di sini bukan berarti Nabi Daud melepas kenabiannya lalu diberikan kepada Nabi Sulaiman yang kemudian Nabi Daud tidak mempunyai kedudukan sebagai Nabiyulloh, seperti halnya seorang raja yang turun jabatan lalu diambil alih oleh putra sang raja tersebut. Akan tetapi Nubuwwah dan ‘atoya (pemberian) yang diberikan oleh Allah SWT masih tetap ada pada diri Nabi Daud 1. Sebagai buktinya adalah sepotong ayat yang berbunyi :

وَلَقَدْ آتَيْنَا دَاوُدَ وَسُلَيْمَانَ عِلْمَا وَقَالَا الْحَمْدُ لله الَّذِيْ فَضَلَنَا عَلَى كَثِيْرٍ مِنْ عِبَادِهِ الْمُؤْمِنِيْنَ

 Artinya “Dan sungguh kami telah memberikan ilmu kepada Daud dan Sulaiman. Dan keduanya berkata segala puji bagi Allah SWT. Yang melebihkan kami dari banyak hamba-hambanya” (QS.An-Naml : 15)

 

NABI SULAIMAN DENGAN BURUNG HUD-HUD

                Burung Hud-Hud merupakan satu-satunya burung yang disebutkan di dalam Al-Qur’an. Yang tertera di Surat An-Naml ayat 20-21 yang berbunyi :

وَتَفَقَدَ الطَّيْرَ فَقَالَ مَالِيَ أَرَى الْهُدْهُدَ اَمْ كَانَ مِنَ الغَائِبِيْنَ   لَأُعَذِّبَنَّهُ عَذَابَا شَدِيْدَا أَوْ لَأَذْبَحَنَّهُ اَوْ لَيَأْتِيَنِيْ بِسُلْطَانِ مٌبِيْن

Artinya “Dan dia (Nabi Sulaiman) memeriksa burung-burung. Lalu, berkata mengapa aku tidak melihat Hud-Hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir. Pasti akan ku hukum dia dengan hukuman yang berat atau ku sembeleh dia, kecuali jika dia datang kepadaku dengan alasan yang jelas” (QS.An-Naml :20-21)

Isi ayat di atas menceritakan bahwa Nabi Sulaiman mencari-cari dan bertanya-tanya tentang keberadaan burung Hud-Hud dan akan menghukumnya ketika datang.

Dijelaskan dalam tafsiran ayat tersebut bahwa burung Hud-Hud mempunyai kelebihan dari pada yang lain. Burung tersebut menjadi petunjuk bagi Nabi Sulaiman letak keberadaan air. Selain itu, dia juga bisa melihat air yang ada di bawah tanah bagaikan melihat dari balik kaca. Sedangkan yang bertugas mengambil air tersebut adalah setan-setan suruhan Nabi Sulaiman. Yang ketika itu, Nabi Sulaiman sedang membutuhkan air untuk digunakan Sholat.2

Di akhir perkataan beliau yang tertera pada teks Ayat ke dua di atas, beliau akan menyiksa atau menyembelih burung Hud-Hud yang tidak kunjung datang, atau datang dengan membawa alasan yang kuat.

NABI SULAIMAN DENGAN JIN

                Di ayat yang lain diceritakan ketika Nabi Sulaiman mendengar kabar dari burung Hud-Hud bahwa ada seorang ratu yang bernama Bilqis. Ratu tersebut memiliki singgasana yang besar dan luas. Akan tetapi, dia dan kaumnya menyembah matahari.

Nabi Sulaiman memerintahkan kaumnya dari golongan manusia, jin dan golongan yang lain untuk mendatangkan singgasana ratu Bilqis tersebut sebelum Ratu Bilqis datang sendiri ke kerajaan Nabi Sulaiman. Ketika itu, Nabi Sulaiman berada di Baitul Maqdis sedangkan singgasana Ratu Bilqis berada di kota Saba’. Jarak antara kedua tempat tersebut biasanya ditempuh dua bulan perjalanan.3

Ifrit dari golongan jin tersebut yang bernama Dzakwan, yang dikenal sangat kuat bagaikan gunung siap melaksanakan perintah Nabi Sulaiman untuk membawa singgasana ratu Bilqis sebelum Nabi Sulaiman pergi dari tempat duduknya.

Allah SWT. Berfirman di dalam Al-Qur’an terkait ucapan Ifrit dari golongan jin yang menyangggupi perminta’an Nabi Sulaiman

لقَلَ عِفْرِيْتٌ مِنَ الْجِنِّ اَنَا آتِيْكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ تَقُوْمَ مِنْ مَقَامِكَ وَإنِّيْ عَلَيْهِ لَقَوِيٌّ آمِيْنٌ

Artinya : “Ifrit dari golongan jin berkata, akulah yang akan membawanya kepadamu sebelum engkau berdiri dari tempat dudukmu. Dan sungguh aku kuat melakukannya dan dapat di percaya” (QS.An-Naml : 39)

Akan tetapi, Nabi sulaiman menginginkan lebih cepat dari tawaran yang diberikan Ifrit. Akhirnya, dari golongan manusia mengajukan penawaran. Tepatnya, di ayat selanjutnya yaitu surat An-Naml ayat 40. Dia bernama Ashif Bin Barkhoya, seorang yang dikenal As-Siddiq, termasuk Waliyullah dan mengetahui ismullah Al-A’adzom, yang ketika berdo’a dengan nama tersebut, maka Allah SWT. Akan mengabulkan doanya.4

Dia berkata “Saya bisa mendatangkan singgasana ratu Bilqis sebelum engkau memejamkan mata” lalu berdo’a kepada Allah SWT. agar Mendatangkan singgasana ratu Bilqis. Tak lama singgasana tersebut ada di hadapan Nabi Sulaiman.

KESIMPULAN

Bisa di ambil kesimpulan dari cerita di atas bahwa Nabi Sulaiman memiliki kekuasaan yang sangat besar atas ummatnya. Bukan hanya dari golongan manusia, akan tetapi golongan jin, Syaithon, hewan dan yang lainnya, semuanya tunduk kepada Nabi Sulaiman. Dan itu, merupakan keistimewaan atau kelebihan dari pada Nabi Sulaiman.

Di samping itu, beliau juga diberi pemahaman terhadap Bahasa hewan. Seperti cerita Nabi Sulaiman dengan semut yang dijelaskan di Surat An-Naml ayat 18. Jadi tidak heran, jika kerajaan Nabi Sulaiman sangat besar, sampai tidak ada yang bisa menyaingi. Dan semuanya itu adalah pemberian-pemberian Allah SWT. kepada Manusia yang dikehendaki-Nya. Wallahua’lam

Oleh : Redaksi


Refrensi:

  1. Syaikh Ahmad Bin Muhammad As-Showi,Hasyiatussowi ‘ala tafsiril Jalalain. Hal : 233
  2. Syaikh Ahmad Bin Muhammad As-Showi,Hasyiatussowi ‘ala tafsiril Jalalain. Hal : 236
  3. Syaikh Ahmad Bin Muhammad As-Showi,Hasyiatussowi ‘ala tafsiril Jalalain. Hal:242
  4. Syaikh Ahmad Bin Muhammad As-Showi,Hasyiatussowi ‘ala tafsiril Jalalain. Hal : 242

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *