‘Pasangan’ Dalam al-Qur’an dan Hikmahnya

Pasangan adalah sebuah keniscayaan yang tak akan lekang dari eksistensi kehidupan. Bukan hanya manusia, hewan pun butuh dan hidup berpasang-pasangan. Bahkan, makhluk tak  kasatmata seperti jin, juga punya pasangan. Allah menciptakan semua makhluk berpasang-pasangan,

وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ

“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan” (QS. Adz-Dzariyat: 49)

Pembahasan ‘pasangan’ begitu menarik dalam al-Quran, mari kita ulas.

Dalam kitab Fathur-Rahman, ada keterangan yang menyatakan bahwa kata زوج (pasangan) di dalam al-Quran digunakan sebanyak 68 kali dengan bentuk dan format pelafalan yang berbeda-beda. Mulai dari kata dasar زوج sampai pada format أزواج (jamak).1

Dari beberapa kata زوج (pasangan) serta derivasinya terdapat berbagai macam penafsiran dan makna. Pertama, bermakna bidadari,2 seperti yang tertera pada ayat ke-25  surah al-Baqarah:

وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

“Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah, 25)

Kedua, bermakna istri.3  Allah berfirman dalam Surah ar-Rum ketika menjelaskan salah satu tanda kekuasaan-Nya:

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah, Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Rum: 21)

Ketiga, bermakna golongan, macam atau kelompok,4 sebagaimana dalam ayat:

وَآخَرُ مِنْ شَكْلِهِ أَزْوَاجٌ

“Dan azab lain yang serupa itu berbagai macam.” (QS. Shad: 58)

Terdapat pula penjelasan mengenai kalimat زوج   yang dimotori oleh Syekh Wahbah az-Zuhaili saat menjelaskan penafsiran ayat ke-8 surah an-Naba`:

وَخَلَقْنَاكُمْ أَزْوَاجًا

“Dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan,”

“Maksud kata أَزْوَاجًا adalah Allah menjadikan manusia sebagai makhluk yang hidup berpasangan, antara laki-laki dan perempuan,”5 Papar Syekh Wahbah az-Zuhaili. Pandangan lain menyatakan, “Allah menjadikan manusia menjadi beragam bentuk dan rupa. Ada yang tampan, ada yang tidak. Berbagai macam bentuk dan postur, seperti tinggi, pendek, gemuk, kurus dan lain sebagainya.”6

Syekh Ali ash-Shabuni berpendapat bahawa kata زوج  memiliki kandungan makna pasangan. Dalam satu kesempatan, al-Qurtubi juga menjelaskan bahwa setiap materi (benda, rasa, udara dal lain-lain) yang menurut orang Arab butuh pada materi lain, disebut dengan زوج . Seorang laki-laki butuh seorang wanita. Maka wanita adalah زوج   bagi seorang laki-laki, pun pula sebaliknya.

Dari beberapa ragam penafsiran di atas, dapat kita simpulkan bahwa makna kata زوج bermuara dan berpusat pada satu makna yang global, yaitu pasangan. Laki-laki berpasangan dengan perempuan, sifat panas berpasangan dengan sifat dingin, si tampan berpasangan dengan si cantik, dan begitu seterusnya. Semua mengindikasikan pada keumuman makna زوج. Syekh Muhammad al-Amin dalam karangannya yang bertajuk Hadaiqur-Ruh war-Rayhan, menyatakan bahwa menafsiri kata زوج dengan makna ‘pasangan’ adalah pendapat yeng lebih sahih daripada yang lain.

Lalu, apa hikmah di balik terciptanya pasangan? Di antara tanda kebesaran Allah adalah menciptakan pasangan untuk kaum laki-laki, yaitu wanita. Allah telah menciptakan tumbuhan dan hewan dengan berpasang-pasangan, ada pejantan dan betina. Allah juga menciptakan berbagai macam sifat, rasa dan udara juga berpasangan dengan sejenisnya, ada yang tinggi dan pendek, tampan dan cantik, panas dan dingin, dan lainnya. Semua ini Allah ciptakan berpasangan karena tersimpan banyak hikmah di dalamnya. Allah menciptakan manusia berpasangan, agar kedua pasangan ini dapat membangun ketentraman, menjalani kehidupan dan menjaga kelestarian generasi.

Allah juga menciptakan manusia memiliki sifat-sifat yang berpasang-pasangan. Ada yang berkulit putih dan ada yang berkulit hitam. Ada yang laik-laki dan perempuan. Ada yang kaya dan yang miskin. Ada yang pintar dan ada yang bodoh. Semua ini Allah ciptakan dengan tujuan agar mereka yang memiliki akal bisa menyadari bahwa dalam kehidupan ini terdapat keragaman perbedaan. Mereka dapat mengambil pelajaran, mereka yang ditakdirkan mendapat anugerah akan bersyukur, dan mereka yang diuji dengan musibah dapat bersabar. Jika ia dapat terus bersabar, ia dapat melihat kelimpahan nikmat Allah di balik musibah itu, sehingga ia naik dari status orang yang bersabar menjadi manusia yang bersyukur. Semua ini adalah bukti atas kuasa Allah dan kesempurnaan hikmah dalam ciptaan-Nya. Wallahu A’lam.

Oleh: Ahmad Fairuzi


Referensi:

  1. Al-Hasani, Syekh Faydullah, Fathur-Rahman, 197
  2. As-Shabuni, Syekh Muhamad Ali, Shafwatut-Tafasir, I/36
  3. Ibid, II/438
  4. Ibid, III/57
  5. Az-Zuhaili, Dr. Wahbah, at-Tafsir al-Munir, XV/372
  6. Al-Qurthubi, Muhammad, al-Jami li Ahkamil-Quran, VI/22

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *