Keajaiban-Keajaiban saat Kelahiran Nabi Akhir Zaman

Kehadiran Nabi Muhammad merupakan anugerah bagi seluruh alam. Bahkan sebelum beliau lahir, anugerah itu sudah dapat dirasakan oleh seluruh makhluk. Keajaiban-keajaiban mengiringi kelahiran sang Nabi akhir zaman. Kelahiran beliau sungguh dinantikan oleh seisi jagat raya. Beberapa keajaiban tersebut terekam dalam goresan-goresan kitab turats, memberikan gambaran kepada kita sebagai umatnya tentang betapa istimewanya sang Nabi junjungan. Tepat pada tanggal 12 Rabiul Awal di tahun gajah atau 20 April 571 M, hari istimewa itu tiba. Berikut  di antara peristiwa-peristiwa di luar nalar yang mengiringi kelahiran manusia termulia di muka bumi:

1. Musnahnya Pasukan Gajah

Tepat pada tahun kelahiran Nabi Muhammad ﷺ, sebuah peristiwa besar terjadi di Makkah. Abrahah, raja Yaman bersama pasukannya datang menyerbu Makkah untuk merobohkan Kakbah. Abrahah tidak senang melihat orang-orang yang pergi ke Makkah untuk melaksanakan haji. Dia ingin menghentikan orang-orang yang melaksanakan haji.  Sebelumnya, dia sudah membangun sebuah gereja megah agar bisa menyaingi Kakbah namun hasilnya nihil. Orang-orang masih banyak yang berhaji. Bahkan banyak orang-orang Hijaz yang pergi ke Yaman untuk melecehkan gereja tersebut dengan melemparkan kotoran dan semacamnya karena tak suka dengan gereja tersebut. Hal ini memancing amarah besar Abrahah. Maka, Abrahah bersumpah untuk meluluhlantakkan Kakbah.

Abrahah mengumpulkan pasukan besar berjumlah enam puluh ribu pasukan. Tak lupa, gajah miliknya yang bernama Mahmud dibawa dalam penyerbuan ini. Kabar penyerangan Abrahah terdengar oleh orang-orang Quraisy. Pemimpin Quraisy saat itu, Abdul Muthalib, menyuruh seluruh masyarakat Quraisy untuk mengungsi ke bukit-bukit dan lereng-lereng. Lalu, Abdul Muthalib bersama beberapa orang Quraisy mendatangi Kakbah dan berdoa kepada Allah untuk melindungi Makkah dari serangan Abrahah dan mencoba menenangkan kaum Quraisy. Beliau berpesan, “Janganlah kalian khawatir! Baitullah memiliki pemilik yang akan menjaga dan melindunginya.”

Abrahah dan pasukannya bersiap untuk memasuki kota Makkah. Tiba-tiba gajah yang ditumpangi Abrahah menderum, ia tak mau untuk melangkah lagi. Para pasukan memukuli gajah tersebut agar mau berdiri tetapi dia menolak. Akhirnya, para pasukan menyerah. Gajah tersebut dibawa pulang ke Yaman. Kemudian Allah mengirimkan segerombolan burung yang masing-masing membawa tiga batu. Batu-batu tersebut menghantam dan membinasakan Abrahah dan seluruh pasukannya tanpa sisa. Allah melindungi Kakbah dari serangan Abrahah untuk memuliakan tahun kelahiran Nabi Muhammad ﷺ.

2. Padamnya Api Abadi Majusi

Agama Majusi merupakan salah satu kepercayaan yang ada sebelum munculnya Islam. Diketahui bahwa penganut agama Majusi menyakralkan api. Bagi mereka, api merupakan simbol kekuatan yang memberikan mereka perlindungan dari segala macam mara bahaya dan mampu memberikan kesejahteraan bagi umat manusia. Konon, mereka memiliki api sesembahan yang tidak pernah padam selama ribuan tahun. Akan tetapi, pada malam kelahiran Nabi Muhammad para penganut Majusi dikejutkan dengan padamnya api abadi itu. Padamnya api tersebut seakan-akan menjadi pertanda lenyapnya kepercayaan Majusi dengan kelahiran Nabi Muhammad.

3. Runtuhnya Seluruh Berhala di Dunia

Agama Islam datang sebagai agama yang menuntun penganutnya menuju jalan yang diridai Allah. Salah satu misi agama Islam adalah mengesakan Allah dan tidak menyekutukan-Nya. Hanya Allah dzat yang berhak disembah dan agama Islam adalah agama yang diridai-Nya.

Termasuk di antara keajaiban-keajaiban yang terjadi pada saat detik-detik kelahiran Nabi Muhammad adalah runtuhnya seluruh berhala yang ada di muka bumi, berhala-berhala yang oleh para penganut paganisme dijadikan sebagai sesembahan menyekutukan Allah. Ka’ab al-Ahbar bercerita tentang kejadian ini yang tercantum dalam Nihâyatul Arab fi Funûnil-Adab:

وَقَالَ كَعْبُ الْأَخْبَارِ: وَأَصْبَحَتْ يَوْمَئِذٍ أَصْنَامُ الدُّنْيَا كُلُّهَا مَنْكُوْسَةً مَضْغُوْطَةً فِيْهَا شَيَاطِيْنِهَا، وَأَصْبَحَ عَرْشُ إِبْلِيْسٍ عَدُوِّ اللهِ مَنْكُوْسًا.

“Ka’ab al-Ahbar berkata: “Pada hari tersebut, seluruh berhala yang ada di muka bumi runtuh. Begitu juga singgasana Iblis si musuh Allah.”

4. Sinar yang Menyinari Seisi Dunia

Keajaiban-keajaiban yang muncul saat kelahiran Nabi Muhammad bisa jadi menjadi suatu pertanda yang menggambarkan masa depan. Salah satunya, cahaya yang menyinari seluruh dunia dari timur hingga barat sebagai pertanda bahwa Nabi Muhammad muncul untuk menyinari dunia yang telah tenggelam dalam kegelapan dan kesesatan. Cahaya tersebut menyinari istana-istana yang ada di daratan Syam, sampai-sampai Sayidah Aminah mengaku pada malam itu beliau bisa melihat dengan jelas leher-leher unta yang ada Bushra.

Bukan hanya itu, dari awal kehamilan Sayidah Aminah hal-hal menakjubkan sudah terjadi di sekitarnya. Contohnya, Makkah yang kekeringan karena dilanda paceklik tiba-tiba menghijau kembali. Pepohonan yang hampir mati, kembali berbuah. Makkah kala itu ditimpa rezeki melimpah dari segala arah dan lini. Tahun kehamilan Sayidah Aminah tersebut disebut dengan Sanah al-Fath wal Ibtihaj (tahun kegembiraan). Selama mengandung Nabi Muhammad, Sayidah Aminah tak pernah merasakan rasa sakit ataupun kegundahan yang biasa dialami oleh wanita hamil pada umumnya. Ini terus berlanjut sampai proses persalinan yang berjalan sangat lancar.

Masih banyak keajaiban-keajaiban yang terjadi pada hari mulia ini yang menjadikan kelahiran Nabi Muhammad menjadi sangat istimewa. Dalam kitab-kitab Sirah Nabawiyah, kita bisa melihat begitu banyaknya keajaiban tersebut yang membikin hati kita semakin mencintai Nabi sang pemberi syafaat. Seyogyanya kita sebagai umatnya selalu berbahagia ketika telah memasuki bulan kelahiran Nabi Muhammad. Di antara cara mengungkapkan rasa kebahagiaan itu adalah dengan memperbanyak membaca salawat kepada Nabi Muhammad.

Oleh: Moh. Syauqillah / Redaksi Istinbat

Referensi:

Muhammad bin Yusuf ash-Shalihi, Subulul Huda war-Rasyad, I/342, Maktabah Syamilah.

Syihabuddin Ahmad bin Abdul Wahhab an-Nuwairi, Nihayatul Arab fi Fununil Adab, XVI/65, Maktabah Syamilah.

Ali bin Burhanuddin al-Halabi, Sirah al-Halabiyah, I/83, Maktabah Syamilah.

Abu Abdillah Muhammad bin Abdul Baqi bin Yusuf az-Zarqani, Syarhul ‘Allamah az-Zarqani ‘alal Mawahibi al-Ladunniyah, I/199, Maktabah Syamilah.

Muhammad Ridha, Muhammad Rasulullah, 19, Maktabah Syamilah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *