New Normal
Sejak Covid-19 melanda berbagai belahan dunia, seluruh negara berpacu untuk melindungi penduduknya dengan beragam kebijakan. Dimulai dari physical distancing, PSBB, maupun lockdown, upaya demi upaya terus dilakukan. Kegiatan perekonomian, pendidikan, maupun keagamaan, semuanya terpaksa dibatasi dan bahkan dihentikan. Namun nyatanya, jumlah korban masih terus meningkat. Entah apa karena kurangnya kesadaran masyarakat atau strategi cepat tanggap pandemi yang kurang tepat, atau mungkin karena efek kabar hoax yang selalu berseliweran dengan begitu cepat. Pada akhirnya, pemerintah mengambil langkah baru untuk pandemi ini, yaitu berdamai dengan Covid-19 atau lebih sering diistilahkan dengan New Normal.
Kata “berdamai” ini bukan berarti kita melakukan kesepakatan dengan Covid-19 untuk berhenti berulah. Tidak. Tetapi, kita tetap beraktivitas sebagaimana biasa, namun dengan pola hidup dan kesehatan yang diberlakukan pemerintah.
Bagi seorang Muslim sejati, suasana new normal ini juga menjadi saat yang tepat untuk mengubah kebiasaan sehari-hari menjadi lebih islami dan sesuai sunah Nabi saw.Tidak hanya dari segi kebersihan dan kesehatan, tapi juga dari pola pikir, ibadah dan segala sisi kehidupan. Pada akhirnya, kebiasaan lama yang buruk akan diganti oleh kebiasaan baru yang baik. Selaras dengan pernyataan al-Habib Abdullah al-Haddad dalam al-Hikam-nya:
الْعَادَةُ اِذَا رَسَخَتْ نَسَخَتْ
“Jika suatu kebiasaan telah mengakar kuat maka akan menghapus kebiasaan sebelumnya”.
Apalagi jika kebiasaan baik ini juga diikuti orang lain dan menjadi budaya baru bagi masyarakat. Pahala para pelakunya akan terus mengalir pada pelaku pertama hingga hari kiamat, yang akan membuatnya memperoleh kebahagiaan abadi di akhirat.
Oleh: M Zaki Ghufron