REVITALISASI KEMAKSUMAN RASULULLAH

Zainab binti Jahsy adalah sepupu Rasulullah Muhammad dan sebelumnya telah menikah dengan Zaid bin Haritsah, seorang shahabat Rasulullah ﷺ. Namun, pernikahan mereka berakhir dengan perceraian. Rasulullah kemudian menikahi Zainab, bukan hanya untuk menunjukkan pentingnya hubungan keluarga, tetapi juga untuk menghapuskan praktik adopsi yang lazim di Arab pada masa itu.

Pernikahan ini menjadi sumber kontroversi bagi beberapa pihak yang bermaksud mencari celaan terhadap Islam dan Rasulullah Muhammad ﷺ. Beberapa di antaranya menyebarkan klaim bahwa Rasulullah jatuh cinta pada Zainab saat mengunjungi rumah Zaid, suaminya yang sedang tidak ada di rumah. Namun, klaim ini dianggap tidak berdasar dan telah ditolak oleh banyak ulama Islam.

Syekh Ali ash-Shabuni mengutip pendapat Ibnu Arabi yang menolak klaim-klaim tersebut dan menvonisnya sebagai sesuatu yang tidak beralasan. Ibnu Arabi berkata:

“Tuduhan bahwa Nabi melihatnya (Sayidah Zainab) dan jatuh cinta kepadanya adalah tidak benar. Karena pada saat itu, Nabi selalu bersamanya di setiap waktu dan tempat, dan tidak ada hijab di antara mereka. Bagaimana mungkin perasaan cinta tumbuh dalam situasi seperti itu? Dia tidak akan memperhatikannya setiap saat jika dia tidak memiliki suami yang. Bagaimana mungkin perasaan cinta yang tidak pernah ada tumbuh kembali dalam hatinya? Ini adalah sesuatu yang tidak mungkin bagi hati yang suci dari hubungan yang rusak ini. Allah telah berfirman: Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal. [Q,S,ThaHa: 131]

Ibnu Arabi menjelaskan bahwa Rasulullah tidak mungkin jatuh cinta pada Zainab karena mereka telah berinteraksi sehari-hari tanpa adanya pembatasan, sehingga tidak mungkin perasaan cinta muncul begitu saja. Selain itu, beliau juga menvonis cerita yang mengisahkan Rasulullah jatuh cinta pada Zainab saat mengunjungi rumah Zaid, suaminya yang sedang tidak ada di rumah sebagai cerita israiliyat yang tidak jelas dan putus sanadnya.[1]

Pernikahan Zainab dengan Rasulullah juga menjadi titik penting dalam sejarah Islam, karena dengan pernikahan ini, praktik adopsi dalam masyarakat Arab pada masa itu dihapuskan, dan hubungan keluarga diangkat sebagai sesuatu yang sangat penting dalam agama Islam.

Dengan demikian, pernikahan Rasulullah dengan Zainab binti Jahsy bukanlah sebuah cerita cinta biasa, bukan juga karena terdorong dari nafsu birahi, tetapi merupakan peristiwa yang penuh hikmah dan penting dalam menegakkan nilai-nilai Islam dan menghapuskan praktik-praktik jahiliyah yang tidak sesuai dengan ajaran agama.

Dalam konteks umum, serangan untuk membuat kita ragu yang dilemparkan oleh orang-orang sebelah tidak bisa kita ingkari. Salah satu dari keraguan yang diarahkan untuk mengoyahkan kemaksuman Nabi Muhammad ﷺ adalah tuduhan bahwa beliau adalah seorang yang terpengaruh oleh hawa nafsu dan kesenangan duniawi, serta jumlah besar pernikahan yang beliau miliki menunjukkan bahwa beliau hidup dalam kesenangan dan hawa nafsu. Selain itu, dibandingkan dengan Nabi Isa, mereka menekankan bahwa Nabi Isa lebih mampu mengendalikan hawa nafsunya sementara Muhammad mengikuti hawa nafsunya.

Namun, ada beberapa poin penting yang dapat menolak keraguan tersebut terhadap Nabi Muhammad ﷺ. Salah satunya adalah bahwa beliau tidak menikahi lebih dari satu istri kecuali setelah mencapai usia tua, dan semua istri beliau adalah janda, kecuali Sayidah Aisyah, yang masih perawan pada saat menikah. Ini menunjukkan bahwa tuduhan terhadap hawa nafsu Nabi Muhammad ﷺ adalah tidak beralasan. Pernikahan beliau didasarkan pada prinsip-prinsip agama dan sosial, bukan semata-mata atas keinginan nafsu dan kenikmatan seperti yang dituduhkan oleh beberapa pihak.[2]


[1] Syekh Ali, ash-Shabuni, Syubuhatun wa Abathil Haula Ta’addudi Zaujatir-Rasul, hlm:47

[2] [2] Syekh Ali, ash-Shabuni, Syubuhatun wa Abatil Haula Ta’adduni Zaujatir-Rasul, hlm:55

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *