Interaksi Nabi dengan Bangsa Jin

Pembuka

Sebagai nabi akhir zaman, Nabi Muhammad tak sama seperti nabi lainnya yang hanya diutus untuk suatu kaum. Nabi Muhammad diutus untuk seluruh makhluk di dunia; manusia, malaikat, jin, dan lainnya. Semua makhluk mulai dari terutusnya Nabi Muhammad sampai hari kiamat merupakan umat beliau.

Jin merupakan salah satu makhluk yang bisa hidup ratusan bahkan ribuan tahun, bahkan sejak zaman beberapa nabi hingga zaman Nabi Muhammad. Mereka juga menjadi sasaran dakwah Nabi Muhammad. Sepanjang dakwah beliau kepada bangsa jin, ada beberapa peristiwa yang terekam dalam kitab turats yang menunjukan interaksi Nabi Muhammad dengan bangsa jin.

Sekelompok Jin Menyimak Bacaan al-Quran Nabi Muhammad

Saat Nabi Muhammad berdakwah ke Thaif dan dihadapkan dengan penolakan dari penduduk Thaif, beliau memilih untuk pulang ke Makkah. Di tengah perjalanan, beliau menyempatkan diri untuk beristirahat di Nakhlah—sebuah daerah yang berjarak satu malam perjalanan dari Makkah. Ketika tengah melaksanakan shalat malam bersama shahabatnya, datang sekelompok jin—yang berasal dari Nusaybin (Nisibir, sekarang Turki), suatu kota yang terdapat di Syam—menghampiri Nabi Muhammad. Dalam posisi dekat, mereka dapat mendengar lantunan al-Quran yang dibaca Nabi Muhammad, yang menurut Ibnu Ishaq pada waktu itu Nabi Muhammad membaca surah al-Jin. Gerombolan jin itu menyimak dengan seksama bacaan Nabi Muhammad dan mereka takjub akan isi dari al-Quran. Sebuah pohon memberitahu pada Nabi tentang keberadaan sekelompok jin di dekat beliau, dan Nabi menyadarinya. Beliau kemudian membacakan al-Quran kepada kelompok jin tersebut yang menggerakkan hati mereka untuk memeluk agama Islam. Pada akhirnya, kelompok jin tersebut masuk Islam dan mereka kembali ke kaumnya untuk memberitahu akan keberadaan al-Quran yang isinya sangat menakjubkan juga mengajak kaumnya untuk memenuhi perintah yang terkandung dalam al-Quran. Mereka juga menjadi utusan Nabi Muhammad untuk menyebarkan agama Islam kepada bangsa mereka sendiri.

Menurut Imam al-Baihaqi, sebelum kejadian ini bangsa jin pernah mendatangi Nabi Muhammad. Tepatnya—sebagaimana yang dijelaskan dalam Hasyiyah ash-Shawi—ketika bangsa jin bingung mengapa mereka tidak lagi bisa mencari kabar dari langit. Mendapati hal sedemikian membuat mereka mencoba mencari penyebabnya dengan menyusuri seluruh penjuru dunia. Lalu, diketahuilah bahwa Nabi Muhammad adalah penyebab dari hal ini. Mereka mendatangi Nabi Muhammad yang sedang membaca al-Quran. Ayat-ayat suci yang dibaca oleh beliau lantas membuat mereka takjub dan pada akhirnya mereka kembali dengan membawa kabar tentang datangnya al-Quran yang merupakan kitab yang membenarkan kitab-kitab terdahulu. Namun, pada peristiwa ini Nabi Muhammad tidak menyadari kehadiran mereka sampai Allah menurunkan surah Jin yang memberitahu tentang kehadiran bangsa jin.

Jin Meminta Makanan pada Nabi

Diceritakan oleh Abu Hurairah bahwa suatu ketika Nabi Muhammad hendak membuang hajat, beliau meminta Abu Hurairah untuk mencari beberapa batu untuk digunakan istinja’, dan Nabi menghimbau Abu Hurairah untuk tidak mengambil tulang dan kotoran. Setelah menemukannya, Abu Hurairah meletakkan batu-batu tersebut di samping Nabi lalu pergi. Melihat Nabi Muhammad selesai membuang hajatnya, Abu Hurairah langsung datang menghampiri Nabi Muhammad dan bertanya, “Ada apa dengan tulang dan kotoran?”. Nabi Muhammad lalu menjawab, “Tulang dan kotoran merupakan makanan jin. Aku pernah didatangi sekelompok jin dari Nusaybin dan mereka adalah sebaik-baiknya jin. Mereka meminta makanan kepadaku, lalu aku pun berdoa kepada Allah agar tulang serta kotoran dijadikan makanan untuk bangsa mereka.”

Penutup

Dari cerita di atas, bisa diketahui bahwasanya Nabi Muhammad tidak hanya diutus kepada umat manusia saja, bahkan beliau diutus kepada seluruh makhluk di dunia. Bukan hanya manusia saja yang memenuhi ajakan dakwah beliau, bangsa jin juga ada yang memeluk Islam. Dengan kata lain, ada juga sahabat Nabi dari kalangan jin. Doa Nabi untuk bangsa jin juga menjadi bukti bahwa terutusnya Nabi adalah rahmat bagi makhluk di seluruh alam.

Oleh: Moh. Syauqillah / Redaksi Istinbat

Referensi:

Ibnu Hajar al-Asqalani, Fathul-Bari, VIII\146, Darul Kutub al-Ilmiyah

Az-Zarqani, Syarhul Allamah az-Zarqani, II/56-59, Darul Kutub al-Ilmiyah

Syekh Ahmad bin Muhammad ash-Shawi, Hasyiyah ash-Shawi ‘ala Tafsir Jalalain, IV/105,331, Darul Kutub al-Ilmiyah

Shafiyurrahman al-Mubarakfuri, Ar-Rahiq al-Makhtum, 124, Maktabah Asy-Syafi’iyah Mesir

Imam Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Shahih Bukhari, 923, Darul Kutub al-Ilmiyah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *